Salah Kostum…!!!
Wah pagi ini aku benar-benar salah kostum…!!!
Begini critanya…seperti biasa tiap pagi rutinitas..naik kereta utuk kekantor..apalagi di bulan puasa untuk menghindari macet..agar bisa berbuka dirumah. Tetapi pagi ini..lagi-lagi aku jadi korban Den Bladus. Biasanya memang kalau pagi aku naik kereta AC untuk berangkat kekantor dan kalau pulang baru gonta-ganti kadang-kadang naik AC kadang-kadanag KRL ekonomi tergantung waktu dan kondisi di statisun saja..pokoknya aku ndak maksain harus naik ini atau itu…Cuma memang kalau berangkat belum pernah aku naik selain yang KRL AC soalnya tahu sendiri yang KRL ekonomi penuh sampai meluber ke atas…gerbong..so aku ngalah saja lah deh naik yang AC biar ndak nambah kesumpekan didalam kereta.
Karena aku datang lebih awal kestasiun pagi ini aku agak santai dan duduk-duduk dulu eh nggak tahunya ketemu sama kawan aku Den Bladus..” he ! Cak ngapain awakmu ? “ teriak Den Bladus. “ Sik! Santai sik…capek aku mlaku terus..mau ! ‘ kataku. “ Ayo beli tiket Cak kretone mau jalan !” . “ lho ! kreto opo ? masih jam segini santai sik lah ! kataku. Tapi Den Bladus maksa aku untuk beli tiket ngikut dia katanya mau ngobrol-ngorbol. Ternyata Den Bladus pagi ini ngajakin beli tiket ekonomi katanya dia buru-buru ke kantor dan memang yang KRL ekonomi ini 10-15 minute lebih awal dibanding yang KRL AC. “ Den ! isuk2 gini nggak panas ta..naik KRL Ekonomi ? ‘ tanyaku. “ udahlah cak ! ora-ora..kalau pagi gini ndak panas udaranya masih seger..so lumayan lah ! bela Den Bladus. Kupikir-pikir biarin lah sekali-kali coba naik yang KRL AC pagi-pagi, hitung-hitung lumayan menghemat 6000 soalnya tiket Ekonomi Cuma 1500 rupiah sedangkan kalau AC kan 7500. lagian aku udah lama pingin coba naik yang ekonomi ini semenjak sebulan lalu efektif pindah lokasi kerja di merdeka barat, .soalnya lama-lama kok berasa juga pengeluaran buat transport aku, kalau harus naik AC terus. Pendek cerita aku pagi ini naik ekonomi sama Den Bladus dan mendapat tempat di tengah-tengah dekat sambungan gerbong.
Belum lama dikereta yang tentu sudah tahu semua penumpangnya bejubel kayak ikan teri dipasar ditumpuk-tumpuk, aliran segar mulai mengalir dari dalam baju alias keringat sedikit-sedikit menetes membasahi baju..hawa panas mulai menghinggapi seluruh badan karena sedikitnya ruang udara bebas dan membuat aku makin berkeringat dan jadi jadi kurang nyaman juga. Den Bladus hanya senyum-senyum melihat aku beberapa kali kipas-kipas sambil menyeka keringat di muka. “ sialan kowe Den ! katanya kalau pagi ndak panas..lha aku “ mruntus” kayak gini …! Ntar aku sampai kantor basah kuyup sama keringat..wah jadi nggak enak-semua nih ! Kataku sambil sungut-sungut. Bukannya empati or merasa bersalah Den Bladus malah cekikikan ngetawain aku. Sambil ketawa cekikikan ditahan-tahan soalnya ramai banyak orang. Dia bilang “ Oalah Cak –Cak !Sampeyan iku kepanasan soalnya salah kostum ! lha ini kan kereta Ekonomi , sampeyan kok pakai jaket tebal gitu ! yo pasti keringetan hik hik…! “. “ Kupret lu ! lha aku kan pakai jaket soalnya biasanya naik yang AC “ bela aku nggak mau kalah. “ Ya sudahlah dinikmati saja..anggap saja pagi-pagi mandi sauna, lagian kapan lagi kita berkeringat, orang olah raga juga sudah ndak pernah ! itung-itung jadi sehat dan nanti seger kalau pagi-pagi keringetan “ kata Den Bladus dengan nada ceramah dan meledek. Akhirnya daripada menggerutu mikirin ketidaknyaman yang tidak mengurangi bahkan menambah ketidaknyamanan ini, aku ambil hikmah dan positifnya saja lah , seperti dibilang Den Bladus anggap saja ini sehat dan olah-raga, dan coba refleksikan ketidaknyaman ini dalam diri dengan bersyukur kepada Tuhan bahwa ternyata selama ini aku diberi kenyamanan dengan rizki yang lebih sehingga bisa milih-milih mau naik kereta apa saja tidak tergantung oleh kondisi uang seperti yang mungkin dialami oleh orang-orang yang terpaksa naik KRL ekonomi dengan segala ketidaknyamanannya karena terpaksa keadaan yang memaksa mereka menerima semua ketidaknyaman itu. Semoga pengalaman hari ini membuat aku bertambah syukurnya atas melimpahnya nikmat Tuhan selama ini.
Selagi aku melamun-lamun menggali-gali hikmah-hikmah positif… tiba-tiba Den Bladus ngomong. “ Eh Cak ! bicara masalah salah kostum…bukan kamu saja yang salah kostum ?”. “ Maksudmu apa ? “ tanyaku. “ Gini Cak ! kalau dipikir-pikir sekarang ini banyak kali orang yang salah kostumnya lebih parah dibanding Sampeyan Cak ! Coba perhatikan berita-berita yang sering kita dengar di televise, radio dan surat kabar ? “ celoteh Den bladus yang nggak jelas apa maksudnya. “ Lihat saja berita-berita itu ada yang harusnya jadi preman pakai kostum anggota DPR atau Ulama, adalagi yang harusnya kostumnya jadi Penegak Hukum untuk nangkap-nangkap koruptor eh malah jadi yang mengkebiri hukum dan kooruptor itu sendiri, belum lagi yang itu tuh ! yang harusnya pemerintah tugasnya mensejahterakan rakyat eh..lihat tuh dari dulu sampai sekrang yang ada juga menyengsarakan rakyat..deh ! udah deh pokoknya kalau di daftar banyak banget deh cak ! termasuk kamu juga itu he he..!” celoteh Den Bladus panjang lebar. ‘ Kupret ! masak aku di sangkut pautin juga di daftar orang-orang Salah Kostum. “ Ya sudah lah Den ! trus mau diapain..lagi ! memang dari sononya kita manusia itu bawaanya salah kostum ! Lha di Kitab Suci kan udah disebut kalau manusia itu Hamba Tuhan, tapi dari jaman Nabi Adam sampai sekarang..berapa orang yang bener-bener jadi Hamba...? yang ada juga pada melebihin kostumnya. Obrolan kita pun akhirnya meluas kemana-mana membahas masalah salah kostum mulai dari rakyat kecil sampai pejabat bahkan sampai urusan kita ke Tuhan. Pokoknya pagi ini di kereta ekonomi udah berkeringat plus mulut kering gara-gara maladeni Den Bladus ngobrol, yang kalau ditulis mungkin bisa sepanjang Serpong – Tn. Abang yang kesimpulanya akhirnya kita sepakati berdua , biarin sajalah orang-orang salah kostum yang penting kita jaga diri kita masing-masing agar tetap dalam koridor kostum yang harusnya kita pakai baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam urusan kedunia. Kupikir-pikir Sepertinya setiap kali ketemu dengan Den Bladus selalu ada ide-ide dan hikmah-hikmah yang bsia kita gali bersama-sama…Ok deh..thanks for my best friends Den Bladus dan Tuhan yang telah memberikan segala Nikmatnya kepada aku selama ini semoga kita/ aku khususnya bisa menjadi orang-orang yang bersyukur dan tetap berhak menngunakan kostum Hamba di Hadapan-Nya.
Begitulah cerita salah kostum pagi ini dan aku pun berpisah dengan Den Bladus di stasiun Tanah Abang untuk menuju ke tempat kerja masing-masing. By Cak Joyo
Wah pagi ini aku benar-benar salah kostum…!!!
Begini critanya…seperti biasa tiap pagi rutinitas..naik kereta utuk kekantor..apalagi di bulan puasa untuk menghindari macet..agar bisa berbuka dirumah. Tetapi pagi ini..lagi-lagi aku jadi korban Den Bladus. Biasanya memang kalau pagi aku naik kereta AC untuk berangkat kekantor dan kalau pulang baru gonta-ganti kadang-kadang naik AC kadang-kadanag KRL ekonomi tergantung waktu dan kondisi di statisun saja..pokoknya aku ndak maksain harus naik ini atau itu…Cuma memang kalau berangkat belum pernah aku naik selain yang KRL AC soalnya tahu sendiri yang KRL ekonomi penuh sampai meluber ke atas…gerbong..so aku ngalah saja lah deh naik yang AC biar ndak nambah kesumpekan didalam kereta.
Karena aku datang lebih awal kestasiun pagi ini aku agak santai dan duduk-duduk dulu eh nggak tahunya ketemu sama kawan aku Den Bladus..” he ! Cak ngapain awakmu ? “ teriak Den Bladus. “ Sik! Santai sik…capek aku mlaku terus..mau ! ‘ kataku. “ Ayo beli tiket Cak kretone mau jalan !” . “ lho ! kreto opo ? masih jam segini santai sik lah ! kataku. Tapi Den Bladus maksa aku untuk beli tiket ngikut dia katanya mau ngobrol-ngorbol. Ternyata Den Bladus pagi ini ngajakin beli tiket ekonomi katanya dia buru-buru ke kantor dan memang yang KRL ekonomi ini 10-15 minute lebih awal dibanding yang KRL AC. “ Den ! isuk2 gini nggak panas ta..naik KRL Ekonomi ? ‘ tanyaku. “ udahlah cak ! ora-ora..kalau pagi gini ndak panas udaranya masih seger..so lumayan lah ! bela Den Bladus. Kupikir-pikir biarin lah sekali-kali coba naik yang KRL AC pagi-pagi, hitung-hitung lumayan menghemat 6000 soalnya tiket Ekonomi Cuma 1500 rupiah sedangkan kalau AC kan 7500. lagian aku udah lama pingin coba naik yang ekonomi ini semenjak sebulan lalu efektif pindah lokasi kerja di merdeka barat, .soalnya lama-lama kok berasa juga pengeluaran buat transport aku, kalau harus naik AC terus. Pendek cerita aku pagi ini naik ekonomi sama Den Bladus dan mendapat tempat di tengah-tengah dekat sambungan gerbong.
Belum lama dikereta yang tentu sudah tahu semua penumpangnya bejubel kayak ikan teri dipasar ditumpuk-tumpuk, aliran segar mulai mengalir dari dalam baju alias keringat sedikit-sedikit menetes membasahi baju..hawa panas mulai menghinggapi seluruh badan karena sedikitnya ruang udara bebas dan membuat aku makin berkeringat dan jadi jadi kurang nyaman juga. Den Bladus hanya senyum-senyum melihat aku beberapa kali kipas-kipas sambil menyeka keringat di muka. “ sialan kowe Den ! katanya kalau pagi ndak panas..lha aku “ mruntus” kayak gini …! Ntar aku sampai kantor basah kuyup sama keringat..wah jadi nggak enak-semua nih ! Kataku sambil sungut-sungut. Bukannya empati or merasa bersalah Den Bladus malah cekikikan ngetawain aku. Sambil ketawa cekikikan ditahan-tahan soalnya ramai banyak orang. Dia bilang “ Oalah Cak –Cak !Sampeyan iku kepanasan soalnya salah kostum ! lha ini kan kereta Ekonomi , sampeyan kok pakai jaket tebal gitu ! yo pasti keringetan hik hik…! “. “ Kupret lu ! lha aku kan pakai jaket soalnya biasanya naik yang AC “ bela aku nggak mau kalah. “ Ya sudahlah dinikmati saja..anggap saja pagi-pagi mandi sauna, lagian kapan lagi kita berkeringat, orang olah raga juga sudah ndak pernah ! itung-itung jadi sehat dan nanti seger kalau pagi-pagi keringetan “ kata Den Bladus dengan nada ceramah dan meledek. Akhirnya daripada menggerutu mikirin ketidaknyaman yang tidak mengurangi bahkan menambah ketidaknyamanan ini, aku ambil hikmah dan positifnya saja lah , seperti dibilang Den Bladus anggap saja ini sehat dan olah-raga, dan coba refleksikan ketidaknyaman ini dalam diri dengan bersyukur kepada Tuhan bahwa ternyata selama ini aku diberi kenyamanan dengan rizki yang lebih sehingga bisa milih-milih mau naik kereta apa saja tidak tergantung oleh kondisi uang seperti yang mungkin dialami oleh orang-orang yang terpaksa naik KRL ekonomi dengan segala ketidaknyamanannya karena terpaksa keadaan yang memaksa mereka menerima semua ketidaknyaman itu. Semoga pengalaman hari ini membuat aku bertambah syukurnya atas melimpahnya nikmat Tuhan selama ini.
Selagi aku melamun-lamun menggali-gali hikmah-hikmah positif… tiba-tiba Den Bladus ngomong. “ Eh Cak ! bicara masalah salah kostum…bukan kamu saja yang salah kostum ?”. “ Maksudmu apa ? “ tanyaku. “ Gini Cak ! kalau dipikir-pikir sekarang ini banyak kali orang yang salah kostumnya lebih parah dibanding Sampeyan Cak ! Coba perhatikan berita-berita yang sering kita dengar di televise, radio dan surat kabar ? “ celoteh Den bladus yang nggak jelas apa maksudnya. “ Lihat saja berita-berita itu ada yang harusnya jadi preman pakai kostum anggota DPR atau Ulama, adalagi yang harusnya kostumnya jadi Penegak Hukum untuk nangkap-nangkap koruptor eh malah jadi yang mengkebiri hukum dan kooruptor itu sendiri, belum lagi yang itu tuh ! yang harusnya pemerintah tugasnya mensejahterakan rakyat eh..lihat tuh dari dulu sampai sekrang yang ada juga menyengsarakan rakyat..deh ! udah deh pokoknya kalau di daftar banyak banget deh cak ! termasuk kamu juga itu he he..!” celoteh Den Bladus panjang lebar. ‘ Kupret ! masak aku di sangkut pautin juga di daftar orang-orang Salah Kostum. “ Ya sudah lah Den ! trus mau diapain..lagi ! memang dari sononya kita manusia itu bawaanya salah kostum ! Lha di Kitab Suci kan udah disebut kalau manusia itu Hamba Tuhan, tapi dari jaman Nabi Adam sampai sekarang..berapa orang yang bener-bener jadi Hamba...? yang ada juga pada melebihin kostumnya. Obrolan kita pun akhirnya meluas kemana-mana membahas masalah salah kostum mulai dari rakyat kecil sampai pejabat bahkan sampai urusan kita ke Tuhan. Pokoknya pagi ini di kereta ekonomi udah berkeringat plus mulut kering gara-gara maladeni Den Bladus ngobrol, yang kalau ditulis mungkin bisa sepanjang Serpong – Tn. Abang yang kesimpulanya akhirnya kita sepakati berdua , biarin sajalah orang-orang salah kostum yang penting kita jaga diri kita masing-masing agar tetap dalam koridor kostum yang harusnya kita pakai baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam urusan kedunia. Kupikir-pikir Sepertinya setiap kali ketemu dengan Den Bladus selalu ada ide-ide dan hikmah-hikmah yang bsia kita gali bersama-sama…Ok deh..thanks for my best friends Den Bladus dan Tuhan yang telah memberikan segala Nikmatnya kepada aku selama ini semoga kita/ aku khususnya bisa menjadi orang-orang yang bersyukur dan tetap berhak menngunakan kostum Hamba di Hadapan-Nya.
Begitulah cerita salah kostum pagi ini dan aku pun berpisah dengan Den Bladus di stasiun Tanah Abang untuk menuju ke tempat kerja masing-masing. By Cak Joyo