Assalamualakum wr wb,
saya belum mudik pak....biar ramai mau sedikit nambahin komentar singkat...
Ini cerita juga...yg mungkin menjawab kenapa sering terjadi perbedaan dan siapa yg sering mempermasalahkan perbedaan itu sendiri.
saya belum mudik pak....biar ramai mau sedikit nambahin komentar singkat...
Ini cerita juga...yg mungkin menjawab kenapa sering terjadi perbedaan dan siapa yg sering mempermasalahkan perbedaan itu sendiri.
Ceritanya begini...(dgn gya tutur saya ..sory klu ndak enak dimengerti..hi).
Suatu hari dalam sebuah "rembukan" RTan/Kehutanan para makhluk hidup berkumpul untuk membahas masalah yang krusial terkait penentuan definisi & standart "Air Bersih" di kampung kita yang lagi krisis air di musim kemarau kayak gini.
Yang hadir di 'rembukan' itu mulai dari Kebo Sawah, Pak Tani, Orang Kota, Dokter sampai Ahli kimia/biology. Rembukan ini dimulai dengan masing2 perwakilan status sosial makluk hidup untuk memberikan definisi masing2 mengenai apa sebenarnya definisi " Air Bersih". Sebagai urutan dimulailah paparan "Air bersih" dari Kebo sawah dulu berurutan sampai ke Ahli kimia.
Kebo Sawah bilang :" Ari Bersih itu adlaah air di sungai, sawah yang tiap hari dia gunakan untuk mandi dan minum " dengan lantangnya sambil menunjukkan bahwa dia sehat2 saja dan jadi gemuk selama ini dg air definisnya itu.
Pak Tani:" klu menurut saya Air bersih itu Air sumur yg jernih seperti dirumah saya ! lha tiap hari saya pakai minum, mandi dsb" seakan tak mau menyakinkan dibanding Kebo Sawah. Tetapi blm apa2 Si Kebo Sawah sudah komentar:" Wah bukan itu Pak Tani definisnya...yg betul definisi saya tadi " sudha tampak mulai ada ketegangan akhirnya di "cooling down" oleh pemimpin rapat ahli kimia/biology utk meneruskan paparan selanjutnya dulu baru nanti dibahas.
Orang Kota berkata:" Bahwa Air bersih adalah Air dari PAM Jaya karena sudah melalui proses filterisasi, pengendapan dst". sekaan menjelaskan apa yg selama ini didapat di kotanya.
Selanjutnya Dokter dengan gaya tenangnya :" Begini teman2 air bersih itu adalah Air yang tidak berwarna, tdk berbau dan sudah dimasak hingga 100 % C dan bebas dari kuman" seperti umumnya para dokterlah dia jelaskan dengan hubungannya dgn kuman, keshatan dan penyakit dgn panjang lebar dan beberapa istilah yg mungkin sulit dimengerti, hal ini terlihat dari mulai ributnya suasana "rembukan' dgn bisik2 peserta dgn wajah2 tak puas dgn penjelasannya.
Hingga terakhir tiba saat nya Ahli kimia menerangkan dengan sebuah papan Tulis mulai dia paparkan definisi Air Bersih mulai dari Lambang Kimianya H2O sampai kadar2 logam, bakteri dan semua lambang2 kimia yang ada yang diperbolehkan memenuhi syarat sebagai sebuah air bersih yang layak dikomsumsi dna dimanfaatkan sehari-hari. tentu saja penjelasan Ahli Kimia ini cukup panjang dan sulit dimengerti oleh peserta lainnya termasuk dokter itu juga sehingga peserta tampak ribut bicara dengan rekan2 sebelahnya.
Akhirnya peserta pun ribut dan "kekeuh" dengan pendiriannya masing2 kecuali yang Ahli Kimia dia tenang2 saja dan tampak maklum dengan pendapat2 pserta masing2 karena dia bisa memahami kenapa pendapat peserta lain beda dengan dia. yang paling tampak ngotot dgn pendiriannya si Kebo Sawah karena dia menganggap semua pendapat peserta salah dan aneh, karena dia ndak mengerti sma sekali apa yang dijelaskan oleh lainnya.
Begitulah akhir cerita dari "rembukan" mengenai definisi Air Bersih dimana tidak ada kesamaan difinisi yang bisa diambil malahan disitu terlihat jelas siapa peserta paling "ngeyelan" si kebo Sawah maupun yang paling bisa memahami yang lainnya Ahli Kimia-Biology.
Moral Story
1. Latar Belakang Ilmu, kebiasaan dan Daya Tangkap mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang disampaikan.
2. Kecerdasan dan Pemahaman suatu Ilmu mempengaruhi cara bersikap dan memahami pendapat/pemahaman orang lain.
3. suatu Ilmu makin tinggi makin bisa diurai dengan halus dan detail sehingga makin luas pemahaman dan pemanfaatannya.
So dengan cerita saya tadi..semoga bisa mengambarkan dgn jelas kenapa umat ini banyak berbeda pendapat? dan siapa yang paling keras..pendirian atau "ngeyelnya" kan ?..yaitu Kebo Sawah yg notabene paling dangkal ilmu dan pemahamannya ....ternyata yg paling lantang "ngeyelnya". So dimana posisi kita ?
Sebelumnya mohon maaf jika ada yg tdk berkenan...wong ini cma cerita rekaan saja...bukan kisah nyata...utk sharing2 cerita2 lain...monggo kasih komentar...hi
No comments:
Post a Comment